Description
Kondisi Banten Pada Era Pra Sejarah
Di daerah Banten, sampai saat ini belum pernah ditemukan fosil manusia purba, akan tetapi informasi tentang keberadaan awal manusia dapat dipastikan telah ada pada paska Pleistosen atau permulaan Holosen. Ini dibuktikannya alat paleolitik dari bahan batu gamping kersikan (silicified limestone) di Cigeulis pada tahun 1978 berupa kampak perimbas dan serpih batu. Alat tersebut lazim ditunjukkan oleh para pakar sebagai peninggalan dari masa sekira 10.000 tahun sebelum Masehi.
Berdirinya Kesultanan Banten
Masuknya Hindu-Budha menjadikan kawasan Banten dikenal dengan sebutan Banten girang yang merupakan sebuah bagian Kerajaan Sunda yaitu bagian Kerajaan Taruma. Sebagai daerah sekaligus sebuah bangsa, Banten telah lama dikenal dalam peta masyarakat dunia. Berbagai sumber asing menyebutkan Banten (saat itu dikenal dengan Bantam) sebagai satu dari beberapa daerah yang menjadi rute pelayaran dimana sebagai salah satu daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur.
Hancurnya Kesultanan Banten
Hancurnya Keraton Surasowan
Pangeran Surya sebagai Adipati Anom dinobatkan pada 10 Maret 1651 menjadi Sultan Banten yang kelima, karena Pangeran Pekik wafat mendahului ayahnya. Untuk mempelancar pemerintahan, diangkat beberapa orang yang cukup berkompeten. Jabatan patih atau mangkubumi dipercaya kepada Pangeran Madura dengan wakil Tubagus Wiratmaja. Jabatan Qodli atau hakim agung negara diserahkan kepada Pangeran Jaya Sentika. Karena ia wafat dalam perjalanan ibadah haji, jabatan kadi atau kali atau Pakih Najmuddin itu diserahkan kepada Entol Kawista. Madura dan Jaya Santika adalah putera Sultan Al Mafakir.
Banten Pada Masa Awal Kemerdekaan
Bom atom yang dijatuhkan Sekutu di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan tiga hari kemudian di kota Nagasaki membuat Kaisar Jepang, Hirohito, yang terpaksa menyerah tanpa syarat dan mengakui kekalahannya dalam Perang Dunia II pada tanggal 14 Agustus 1945.
Banten Menuju Provinsi
Provinsi Banten dibentuk berdasarkan UU No. 23 Tahun 2000 tertanggal 17 Oktober tahun 2000. Adapun puncak perayaan terjadi pada tanggal 4 Oktober 2000 saat puluhan ribu masyarakat Banten datang ke Gedung DPR RI di Senayan Jakarta, dengan Sidang Paripurna DPR untuk pengesahan RUU Provinsi Banten. Akhirnya, masyarakat Banten pun sepakat tanggal 4 Oktober 2000 sebagai Hari Jadi Provinsi Banten yang saat itu dipimpin oleh Bapak H.D. Munandar sebagai Gubernur dan Ibu H. Ratu Atut Chosiyah, SE sebagai wakil Gubernur.
There are no reviews yet.